Sabtu, 09 Oktober 2010

Putra Sang Fajar



berdiri
lelaki yang mempesona
anggun tampak berwibawa
lembut manis senyumannya

sesaat
di mimbar dia bicara
bagaikan guntur menggelegar
bangunkan jiwa yang terlelap
lama

terpana
seluruh mata dunia
bagaikan bintang kejora
kharisma mu bersinar

tersadar
duniapun mengakui
telah lahir bangsa besar
dipimpin putra sang fajar
dia berkata

(*)berdiri diatas kaki sendiri
menjadi bangsa
yang berharga diri

duduk sama rendah
berdiri sama tinggi
dengan bangsa-bangsa dunia

ternyata
dia tak hanya bicara
namun karyanya ada
sampai kini terasa

tercium
wangi bunga kamboja
di pusaramu kawan
putra sang fajar
dia berkata

ke (*) 2x

putra sang fajar
harum abadi

Minggu, 03 Oktober 2010

wahai malam



sepi malam
tanpamu
basah gerimis resah
dingin semilir angin

angan terbang
mencari
bening matamu indah
hangat tawamu
yang selau kuimpikan

dan semua bayangan dirimu
melayang
namun tak sanggup
hapuskan harap
hadirmu di sini

reff

oh rembulan
pasti kau melihat dia
jauh di sana
sedang apa dirinya

wahai angin
sampaikan rasa rinduku
kutitip senyum
lekatkan di hatinya

bintang-bintang
kerlipkan sinar di langit
mungkin dia sedih
tolong hibur dirinya

mimpi-mimpi
yang menanti dia terlelap
bawalah aku
agar ku dapat hadir di mimpinya